kmbswalisongo.blogspot.com-SEMARANG,
Keluarga Mahasiswa Batang Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang
(KMBS) melaksanakan program rutin Kamisan dengan Stand KMBS. Dalam kegiatan
tersebut, diisi latihan tari yang bertempat di Gedung Parkir Kampus 3 UIN
Walisongo Semarang, pada Kamis (2/12/2021).
Program
rutin latihan tari 2 Minggu sekali yang digadang-gadangkan tersebut bertujuan
untuk mencetak potensi tari dari anggota KMBS, terlebih angkatan 2021. Hal
tersebut disampaikan oleh Taskia Nur Salssabilla selaku Koordinator Departemen Bakat dan Minat
KMBS Jaya periode 2021-2022.
“Bukan
semata-mata latihan, Tari KMBS sering diundang untuk mengisi acara dan
mengikuti lomba. Jadi, harus ada latihan sebagai persiapan,” tutut mahasiswa
Manajemen Pendidikan Islam (MPI) tersebut kepada media.
Taskia
menambahkan, dalam waktu dekat diundang untuk mengisi acara Kongres Forum
Komunikasi Mahasiswa Batang Indonesia (Forkombi) dan lomba, harapannya dapat
memperkenalkan diri tarian khas Kabupaten Batang, khususnya kepada para
mahasiswa Batang di UIN Walisongo Semarang supaya peduli terhadap
budaya-tradisi Indonesia.
Senada
dengan Koordinator Departemen Bakat dan Minat, Pelatih Tari KMBS Jaya, Afifah
Dina Ayu Ningtyas berharap perangkatan KMBS harus ada perwakilan untuk
berpartisipasi di grup tari, dikarenakan tidak ada salahnya nguri-nguri dan belajar budaya Kabupaten
Batang lewat tarian.
“Sudah
saya amati, anggota KMBS memiliki potensi tari yang tidak perlu diragukan.
Apalagi Srikandi KMBS yang kebanyakan anak tari, meskipun bukan berasal dari
ekstra tari,” ujar Afifah.
Pelatih
Tari KMBS Jaya sekaligus anggota KMBS Angkatan 2017 tersebut menjelaskan konsep
tari yang akan diangkat atau ditampilkan dalam lomba secara online, lomba
tersebut menggunakan take video kemudian dikirim ke pihak panitia lomba untuk
tahap seleksi penentuan juara.
“Yang
kami angkat, yakni Tari Batik dan Tari Simo Gringsing,” ungkap Afifah.
Ia
menjelaskan, bahwa keduanya merupakan tarian asli dari Kabupaten Batang, lebih
tepatnya Kecamatan Gringsing. Biasanya Tari Batik Gringsing ditampilkan oleh
perempuan, sedangkan Tari Simo Gringsing oleh laki-laki. Tarian ini
terinspirasi dari keberadaan motif batik Batang (Gringsing) dengan filosofi
keseimbangan, kemakmuran, dan kesuburan. Sedangkan, sejarah mencatat Tari Simo
Gringsing terinspirasi dari legenda Ki Ageng Gringsing yang merupakan sosok
memiliki kesaktian bisa berubah menjadi Simo atau lebih dikenal dengan harimau.
Reporter : Septy Aisah, KMBS Angkatan 2021
0 Comments:
Posting Komentar